Minggu, 22 November 2015

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN

SISTEM PELAPORAN KEUANGAN DAN SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
Mungkin Pelaporan Keuangan sudah tak asing lagi dipelajari,karena sebelumnya  Pelaporan ini sudah dipelajari dalam mata kuliah Akuntansi Manajemen Menengah.Namun pada mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi, Pelaporan Keuangan juga menjadi sistem bagi suatu perusahaan atau organisasi. Sekarang saya akan mencoba menjelaskan Sistem Pelaporan Keuangan dan Sistem Pelaporan Manajemen secara garis besar. Semoga tulisan saya dapat bermanfaat J.

1.       Sistem Pelaporan Keuangan
Tujuan dari Pelaporan Keuangan adalah untuk menyajikan informasi keuangan mengenai entitas pelaporan yang bermanfaat untuk investor potensial maupun investor yang sekarang, peminjam, serta kreditur dalam membuat keputusan mengenai sumber daya yang diberikan kepada entitas. Dengan adanya Sistem Pelaporan Keuangan akan membantu tujuan dari Pelaporan Keuangan lebih mudah dalam mencapai tujuannya. Karena dengan menggunakan sistem, sistem ini akan mengolah data informasi keuangan tertentu untuk menjadi output yang berguna bagi pihak-pihak eksternal terkait. Sistem Pelaporan Keuangan ini akan mengolah data yang ada yaitu transaksi-transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi, kemudian melakukan penjurnalan, memasukkan data tersebut kedalam buku besar pembantu dan umum, membuat neraca sebelum penyesuaian dengan data yang di dapat, lalu baru melakukan junal penyesuaian, menjurnal dan membuat ayat jurnal penyesuaian, membuat neraca yang sudah disesuaikan, kemudian menyiapkan laporan keuangan, menjurnal dan membuat jurnal penutup, tahap terakhir dengan membuat neraca setelah penutupan. Tahap-tahap tadi merupakan proses pengolahan data untuk menghasilkan sebuah output dari pelaporan keuangan, output dari pelaporan keuangan  laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Selain itu juga Sistem Pelaporan Keuangan menghasilkan laporan analisis keuangan, laporan keuangan komparatif, pengembalian pajak, dan laporan khusus untuk badan penetap undang-undang.  Dan perlu diingat bahwa dalam  informasi pelaporan keuangan itu , informasinya harus dapat dipahami secara umum, jelas, dan dapat diterima oleh pihak-pihak yang memakai informasi tersebut.
Tentunya dalam melakukan proses pengolahan data, Sistem Pelaporan Keuangan memiliki syarat-syarat tertentu agar menghasilkan output atau informasi yang tepat, benar, dan tidak menyesatkan para pemakai informasi. Maka untuk menghasilkan informasi yang tepat, benar, dan tidak menyesatkan. Harus diadakan kontrol-kontrol tertentu dalam proses Sistem Pelaporan Keuangan, kontrol tersebut diantaranya yaitu yang pertama dengan melakukan otorisasi dari setiap transaksi yang akan di posting jurnal dan buku besar. Transaksi tersebut harus dipastikan apakah sudah pasti dan benar bahwa transaksi tersebut sudah mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang yaitu manajer. Jika sudah mendapat otorisasi maka transaksi tersebut layak untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya. Kemudian yang kedua dengan adanya pemisahan tugas, dalam proses sistem pelaporan keuangan pemisahan tugas itu penting adanya untuk mencegah kecurangan-kecurangan timbul dalam perusahaan. Yang ketiga dengan kontrol akses,akses terdapat 2 macam yaitu langsung dan tidak langsung. Dengan adanya kontrol akses langsung akan menimbulkan kekhawatiran, maka dalam akses langsung harus dipastikan dengan betul bahwa karyawan yang melakukan posting ke jurnal adalah orang yang sudah diotorisasi, dan hanya dia saja yang berwenang untuk memposting. Yang keempat mengkontrol sistem pelaporan keuangan dengan catatan akuntansi , dengan adanya catatan akuntansi pihak perusahaan dapat menelusuri secara akurat dari mana transaksi itu berasal hingga akhir, hal ini akan membantu jika sewaktu-waktu di masa mendatang informasi dari suatu transaksi dibutuhkan.
2.       SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
Dalam suatu perusahaan atau organisasi Sistem Pelaporan Manajemen ini elemen yang sangat penting untuk berlangsungnya kegiatan operasi perusahaan. Dengan menggunakan sistem pelaporan manajemen perusahaan dapat mengolah data dan memprosesnya untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan yaitu untuk membuat perencanaan yang dibuat oleh manajer dan dasar bagi manajer untuk mengambil suatu keputusan yang menyangkut kinerja perusahaan. Dan output yang dihasilkan dari pelaporan manajemen akan membantu para manajer untuk mengawasi dan mengontrol kegiatan operasi perusahaan mereka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen, diantaranya sebagai berikut :
1)      Proses Pengambilan Keputusan
Tentunya dalam mengambil keputusan tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu ada pertimbangan-pertimbangan lain yang dapat menentukan apakah keputusan tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan, pertimbangan ini dilakukan dengan melakukan proses pengambilan keputusan.
Dalam melakukan proses pengambilan keputusan yang dilakukan pertama kali yaitu mengidentifikasi masalah, seorang pengambil keputusan sebelum melakukan pengambilan keputusan harus terlebih dahulu mengidentifikasi masalah secara tuntas, mencari tau apa sebenarnya masalah inti yang terjadi sampai akar penyebab dari masalah tersebut. Agar nantinya masalah ini dapat diselesaikan dengan cara yang benar dan tepat.
Kedua, melakukan evaluasi dari solusi-solusi alternatif yang dibuat. Pengambil keputusan harus mencari beberapa solusi yang mungkin dapat menuntaskan permasalahan yang terjadi. Dengan menimbang dampak positif dan negatif dari masing-masing solusi alternatif yang dimiliki. Dan kemudian memilih solusi yang kira-kira tepat untuk dilakukan dengan dampak yang bisa diatasi, atau memiliki dampak negatif yang lebih sedikit.
Ketiga, mengimplementasikan solusi yang terbaik, dari beberapa solusi alternatif yang di pilih, coba terapkan salah satu solusi yang menurut pengambil keputusan paling tepat. Penerapan atau pengimplementasian solusi ini diharapkan dapat memberikan gambaran akan hasil yang didapatkan dari penerapan solusi, biasanya implementasi ini memakan waktu yang panjang.
Keempat, melakukan pemeriksaan pasca-implementasi, dalam tahap ini pengambil keputusan akan mengetahui apakah keputusan yang dia ambil tepat atau tidak. Apakah keputusan yang diambil mencapai tujuan yang dia harapkan atau dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Dalam tahap ini pengambil keputusan dapat memperoleh pembelajaran yaitu dengan dapat memperbaiki keputusan yang akan mendatang. Sistem Pelaporan Manajemen mempunyai peranan penting dalam tahap ini yaitu dengan mencatat kinerja data, melakukan analisis, dan melaporkan kesuksesan proyek atau keputusan/solusi yang dibuat.

2)      Prinsip-Prinsip Manajemen
Ada beberapa prinsip-prinsip yang mempengaruhi langsung sebuah sistem pelaporan manajemen, diantaranya yaitu pertama formalisasi pekerjaan, artinya yaitu pihak manajemen perusahaan harus membagi pekerjaan ke dalam beberapa bagian dengan adanya batasan tanggung jawab dan posisi yang jelas. Formalisasi pekerjaaan dilakukan agar perusahaan terhindar dari ketergantungan akan kinerja individu tertentu.
Kedua, pertanggungjawaban dan otoritas, maksudnya adalah setiap tugas yang diberikan dari atasan atau manajer kepada bawahannya, bawahan harus memegang penuh tanggungjawabnya akan tugas yang diberikan. Atasan akan memberikan informasi pelaporan keuangan secara lebih sempit dan rinci kepada bawahannya. Dari tanggungjawab yang diberikan atasan kepada bawahan, maka bawahan harus mampu mengambil keputusan atas tugas yang diberikan kepadanya. Atasan juga memberikan otorisasi kepada karyawannya untuk pengambilan keputusan dalam pelaksanaan tugasnya.
Ketiga, jangkauan kontrol, jangkauan kontrol ini menggambarkan jumlah karyawan bawahan dari suatu perushaan. Dengan jangkauan kontrol yang luas, jumlah bawahan lebih banyak dalam suatu manajemen, maka banyak juga yang melapor ke pihak manajemen. Sementara perusahaan yang jangkauan kontrolnya sempit, jumlah bawahannya lebih sedikit dan pihak yang melapor pun juga sedikit. Dengan jangkauan yang lebih luas pegawai yang terlibat dalam pengambilan keputusan lebih bnyak dibanding dengan jangkauan kontrol yang sempit. Biasanya semakin suatu perusahaan bersifat rutin dan terstruktur, maka semakin banyak bawahan yang dapat dikontrol manajer.
Keempat, manajemen dengan pengecualian, prinsip ini menunjukkan bahwa seharusnya pihak manajemen hanya memperhatikan hal-hal yang yang berpotensi bermasalah saja.
3)      Fungsi, Level, Dan Jenis Keputusan Manajemen
Dalam keputusan manajemen terdapat 2 fungsi , yaitu fungsi perencanaan dan fungsi kontrol. Fungsi perencaaan berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan yang terjadi dalam kegiatan operasi suatu perusahaan. Sementara fungsi kontrol berkaitan dengan melakukan pemastian atas aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan apakah berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Terdapat 3 macam keputusan perencanaan manajemen yaitu :
Pertama, Keputusan Perencanaan Strategis, keputusan perencanaan strategis dilakukan oleh manajer tingkat atas. Tugasnya yaitu menetapkan tujuan perusahaan, menentukan bagaimana struktur organisasi yang diterapkan, dan menetapkan filosofi manajemen, serta menentukan ruang lingkup bisnis. Keputusan perencanaan strategis mempunyai waktu jangka panjang , mungkin selama 3 sampai 5 tahun.
Kedua, Keputusan Perencanaan Taktis, yang terlibat dalam keputusan perencanaan taktis ini yaitu manajer tingkat menengah. Keputusan perencanaan ini mengenai rencana-rencana skala kecil (diatas 1 atau 2 tahun), jangka waktunya pendek dan keputusan ini harus konsisten dengan tujuan awal atau konsisten terhadap rencana strategis. Keputusan ini lebih spesifik, berulang, hasilnya pun lebih pasti, namun kurang berpengaruh terhadap perusahaan dibandingkan dengan keputusan strategis.
Ketiga, Keputusan Kontrol Manajemen, keputusan ini merupakan kegiatan memotivasi para manajaer di semua wilayah fungsional dalam menggunakan sumber daya, bahan baku, aktiva dan lain-lain. Jadi para atasan harus melakukan motivasi kepada bawahannya agar ada tindakan perbaikan diri dari bawahannya agar kinerja menjadi optimal, misalnya dengan memberi penghargaan bagi karyawan yang berprestasi atau melampaui harapan.
Keempat, Keputusan Kontrol Operasional, perencanaan ini akan menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam waktu dekat(tahun depan) untuk mencapai rencana-rencana taktis. Dengan kontrol ini kita akan mengetahui apakah perusahaan beroperasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau tidak. Keputusan ini lebih sempit dan lebih fokus dibanding dengan keputusan yang lain, karena keputusan ini fokus terhadap operasi rutin.

4)      Struktur Masalah
Struktur masalah menggambarkan kemampuan pengambilan keputusan dalam memahami masalah yang dihadapinya, struktur masalah memiliki 3 elemen yaitu data, prosedur dan tujuan. a). Data , data merupakan nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang terjadi. b). Prosedur, prosedur merupakan urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah. c). Tujuan, tujuan merupakan hasil atau prestasi atau harapan yang ingin dicapai pengambil keputusan dengan memecahkan masalah. Jika ketiga elemen ini dapat diketahui dengan pasti maka masalah tersebut dapat distrukturkan.
5)      Jenis-Jenis Laporan Manajemen
Laporan manajemen tidak hanya berbentuk tertulis atau fisik saja namun dapat berupa imaji elektronik dalam komputer yang berisi informasi verbal, numerik, atau grafis dan lain-lain. Laporan manajemen di bagi menjadi 2 kelas besar yaitu laporan yang diprogram dan laporan khusus.
Laporan yang diprogram merupakan laporan yang dapat memberikan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah. Ada 2 jenis laporan dalam laporan yang diprogram yaitu laporan menurut permintaan dan laporan jadwal. Laporan menurut permintaan merupakan laporan yang digerakkan oleh peristiwa, contohnya laporan pengeluaran persediaan, skedul produksi, dan laporan kebutuhan bahan baku. Sedangkan laporan menurut jadwal adalah laporan yang ditetapkan menurut kerangka waktu, waktu ini bisa harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Contoh dari laporan menurut jadwal adalah anggaran keuangan, laporan arus kas proyeksi, laporan pusat laba, laporan distribusi tenaga kerja dam laporan penggunaan peralatan. Suatu laporan tentunya haruslah bersifat efektif, agar suatu laporan dapat dikatakan efektif maka harus memenuhi beberapa atribut yaitu harus relevan, ringkas, orientasi pengecualian, akurasi, kelengkapan, tepat waktu, dan padat. Laporan khusus (Ad Hoc Reporting) merupakan laporan yang diproduksi secara cepat dengan menggunakan terminal atau komputer mikro. Laporan in ditujukan untuk menyebarkan laporan yang tersedia secara lebih luas dan cepat.


6)      Akuntansi Pertanggungjawaban
Tentunya dalam bekerja dimanapun pasti harus ada pertanggungjawaban dari tindakan yang dilakukan. Begitu juga sistem pelaporan manajemen juga membutuhkan tanggung jawab, artinya setiap peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diakui oleh manajer. Tentunya dengan adanya pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasan atau manajer akan terjadi arus balik informasi antara keduanya, yaitu sistem pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran informasi,
Nah kedua arus ini memiliki 2 tahapan akuntansi pertanggungjawaban, yaitu 1). Penetapan tujuan keuangan(proses anggaran), dengan adanya proses anggaran akan membantu mencapai tujuan keuangan. Dengan adanya anggaran sebuah perusahaan memiliki patokan atau pengukuran terhadap anggaran yang di sediakan dan realisasinya sehingga perusahaan dapat menilai suatu kinerja perusahaan dari anggaran yang ditetapkan. dan 2). Melaporkan dan mengukur kinerja aktual, biasanya melaporkan dan mengukur kinerja aktual dilakukan di setiap segmen operasional dalam perusahaan. Laporan ini bentuknya atau isinya akan semakin ringkas, jelas, dan padat saat di suguhkan kepada tingkatan manajemen yang tertinggi atau top manajemen.

7)      Pertimbangan Perilaku
Tentunya dalam suatu peruhaan haruslah memiliki tujuan yang sama atau keserasian tujuan. Keserasian tujuan merupakan salah satu pertimbangan perilaku yang penting, selain itu ada 2 hal pertimbangan perilaku lainnya yaitu informasi yang berlebihan dan ukuran kinerja yang tidak tepat. Keserasian tujuan akan diperoleh jika prinsip-prinsip manajemen yang sebelumnya di bahas dalam suatu organisasi dapat terlaksana semua. Keserasian tujuan dapat dipertahankan apabila sistem pelaporan manajemennya tersusun secara rapi, apabila sistem pelapora manajemen dalam kondisi buruk tentunya akan menimbulkan hal-hal yang bertentangan dengan tujuan suatu perusahaan atau organisasi.
Dengan informasi yang berlebihan dapat berakibat fatal bagi suatu perushaan. Karena dengan informasi yang berlebihan ini biasanya terdapat informasi yang tidak perlu disampaikan dan informasi tersebut kurang ringkas, sehingga dapat mempengaruhi pengambil keputusan untuk menetapkan keputusan yang tepat. Jika informasi yang diberikan itu berlebihan dapat menyebabkan informasi formal tidak diperhatikan justru diacuhkan, akibatnya akan terjadi pendugaan atau prasangka yang dapat merusak keputusan yang dibuat dan membuat keputusan tersebut menimbulkan resiko yang tinggi, dan disfungsional.
Ukuran kinerja yang tidak tepat, suatu perusahaan yang mempunyai masalah ukuran kinerja yang tidak tepat tidak dapat memenuhi tujuan suatu laporan, laporan tersebut tidak tepat untuk menjadi acuan dalam memantau atau mengkontrol kegiatan dari suatu perusahaan. Laporan dibuat untuk mendorong tindakan di dalam perusahaan agar tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai. Jika laporan dibuat dengan ukuran kinerja yang tidak tepat, maka laporan tersebut tidak optimal dalam memuat informasi atau tidak relevan.



Sumber:

Saya mengutip materi tersebut dari buku Sistem Informasi Akuntansi yang ditulis oleh James A Hall.Namun saya mencoba menjelaskan dengan kata kata saya.Mohon maklum jika ada salah kata atau kurang pemahaman.Trimakasih.

1 komentar:

  1. Terima kasih, ini sangat mudah dipahami. izin bg mau saya bawakan untuk persentasi

    BalasHapus